Senin, 05 April 2010

Company Profile

All material which contain in this blog is just for english assignment.

PT HM Sampoerna Tbk.

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (“PT HM Sampoerna”) traces its origin to Liem Seeng Tee, a Chinese immigrant who founded the Company in 1913. At his home in Surabaya, Indonesia, he began producing and selling hand-rolled kretek cigarettes, named after the crackling sound they make as they burn. His small company was among the first to manufacture and market kretek as well as non-clove cigarettes on a commercial basis.


Kretek cigarettes quickly grew in popularity. By the early 1930’s, Liem Seeng Tee had changed his family name and the name of his company to Sampoerna (Indonesian for “perfect”). With his business firmly established, Seeng Tee moved both his family and his factory to an abandoned complex of buildings in Surabaya, which he subsequently renovated. The new factory and his family residence, which still produce the company’s hand-rolled kreteks today, soon became known as Taman Sampoerna.


World War II, and the occupation of Indonesia by the Japanese, saw the internment of Seeng Tee and the closure of his business.


Following the war, and his release form internment, Seeng Tee restarted his business. However, by 1959, three years after the passing of Seeng Tee, and in the aftermath of Indonesia’s struggle for independence, PT HM Sampoerna was once more on the verge of closure. In that year, Aga Sampoerna (Seeng Tee’s second son) was appointed to lead the company, and succeeded in reestablishing and rebuilding the company.


Aga’s second son, Putera took over the helm of PT HM Sampoerna in 1978. During Putera Sampoerna’s tenure, the company established itself as a public company with a modern corporate structure, and embarked on a period of investment and expansion. In the process, PT HM Sampoerna consolidated its position as one of Indonesia’s top-tier companies.


In May 2005, PT Philip Morris Indonesia (a subsidiary of Philip Morris International Inc.) acquired majority ownership of PT HM Sampoerna.

Kamis, 01 April 2010

tugas bahasa inggris bisnis II

All material which contained in this blog, it just for english assignment in Gunadarma University. This blog wasn't intend to plagiarism from the origin article.

This study intended to determine whether variables such as revenue sharing is equivalent frequency of withdrawal of savings and significant effect on the number of new customers. From 2 (two) variables, what variables dominate the number of new customers at Al-karomah Martapura BMT. The information obtained from this research can be used as input for the BMT Al-karomah Martapura to be able to increase the number of new customers, according to a predetermined annual goals is to increase the number of new customers.
Data of this study are secondary data obtained directly from the Institute of Islamic Finance Al karomah Martapura BMT. The data is taken either through the annual report document or other documents that support for research data. The required data is the data equivalent Ratio Profit Sharing Savings, Financing and Disbursement Frequency Number of new customers who were taken from January 2003 until October 2004.
Analysis model used in this study is multiple regression model. To determine the significance of this research variables simultaneously on the number of new customers and the F test technique was used to determine the significance of the research variables partially to the number of new customers to use testing techniques t. Using a significance level of 5%.
The results showed that: all variables simultaneously (Equivalent Ratio For X1 = X2 = Frequency Results and Financing Disbursements) has a significant influence on the variable Y (Number of New Customers) at BMT Al karomah Martapura with count equal to 5.607 M is bigger than the F table that is equal to 3.52 at 5% level. Partial variable X1 (Equivalent Ratio Profit Sharing) had no significant effect on variable Y (Number of New Customers) with 0.473 t to less than t table is 1.729 at level 5% and partial variable X2 (Frequency Financing Disbursements) has an influence a significant correlation with Y (Number of New Customers) with 3.346 t to greater than t table is 1.729 at 5% level. Determinant coefficient (R2) of 0.371 or 37.1% indicated that X1 and X2 variables contributed 37.1% towards increasing the number of new clients, while the remaining 0.629 or 62.9% influenced by other variables that do not exist in this study .

Jumat, 25 Desember 2009

Pertimbangan-pertimbangan Sosial,Politik, dan Budaya

Disamping perubahan-perubahan yang ada pada lingkungan bisnis,perubahan signifikan juga terjadi pada lingkungan sosial,politik,dan budaya yang dapat mempengaruhi bisnis.Meski sifat dan cakupan ini masih bervariasi pada tiap negara,perubahan-perubahan ini mencangkup tenaga kerja yang lebih menghormati etika dan terdiri atas ras,pembaruan atas tanggung jawab yang etis diantara para manajer dan karyawan,dan peningkatan deregulasi bisnis oleh pemerintah federal.
Lingkungan bisnis yang baru mengharuskan perusahaan untuk lebih fleksibel dan mapu beradaptasi serta menempatkan tanggung jawab yang lebih besar pada tenaga kerja yang lebih ahli.Lagipula,perubahan cenderung mengarahkan perusahaan untuk berfokus pada faktor luar,yaitu pada konsumen akhir dan masyarakat global dimana konsumen tinggal.

Fokus pada Pelanggan

Perubahan utama pada ligkungan bisnis adalah meningkatnya ekspetasi pelanggan terhadap fungsionalitas dan kualitas produk.Akibatnya,siklus hidup produk menjadi lebih pendek karena perusahaan berusaha untuk menambah fitur dan produk baru secepat mungkin guna meningkatkan intensitas persaingan secara keseluruhan.Pada tahun-tahun yang lalu,perusahaan sering kali dapat sukses hanya dengan berfokus pada sejumlah produk yang relatif sedikit dengan fitur yang terbatas.
Proses bisnis yang baru lebih fokus pada kepuasan pelanggan.Memberikan nilai untuk pelanggan mengubah orientasi manajer dan produksi berbiaya rendah dengan kuantitas besar kearah kualitas,pe;ayanan,ketetapan waktu pengiriman,dan kemampuan merespons keinginan pelanggan atas fitus-fitur tertentu.

Tekhnologi Produksi

Supaya dapat tetap kompetitif dalam menghadapi persaingan global yang semaki ketat,perusahaan disluruh dunia menerapkan tekhnologi produksi yang baru.Hal ini meliputi metode persediaan just in time untuk mengurangi biaya dan pemborosan yang disebabkan oleh persediaan bahan baku dan produk yang belum selesai dalam jumlah yang besar.Banyak perusahaan menerapkan metode-metode yang telah diterapkan diperusahaan-perusahaan Jepang.
Perubahan-perubahan produksi lainnya meliputi tekhnik produksi fleksibel yang dikembangkan untuk mengurangi waktu persiapan atau penyetelan dan memungkinkan perputaran pesanan pelanggan secara tepat,Kunci persaingan yang disebut dengan kecepatan produk sampai di pasaran adalah kemampuan untuk mengirimkan produk atau jasa lebih cepat dalam persaingan.

LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL

Pekembangan penting yang mendorong peubahan-perubahan dalam lingkungan bisnis kontemporer secara luas adalah pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional.Sama halnya dengan konsumen atau pembuat kebijakan,organisasi bisnis dan nirlaba sangat dipengaruhi oleh ketergantungan ekonomi yang tumbuh secara cepat dan peningkatan persaingan dari negara lain.Dan semakin banyaknya persekutuan perusahaan multinasional yang besar membuat semakin jelas bahwa kesempatan untuk tumbuh dan kemampuam memperoleh laba terletak pada pasar global.
Sebagian besar konsumen diuntungkan karena barang-barang dengan biaya murah dan mutu baik diperdagangkan diseluruh dunia.Para manajer dan pemilik perusahaan memahami pentingnya mengejar penjualan dan aktivitas produksi di negara lain untuk mencapai laba yang optimal.

Jumat, 20 November 2009

Pemadan Listrik Mengganggu Bisnis Warga

Pemadaman listrik terus merugikan warga. Di Medan, Sumatra Utara, baru-baru ini, toko garmen dan bordir di kawasan Jalan Abudul Rahman Hakim terpaksa menghentikan seluruh operasional. Bahkan, sang pemilik toko meliburkan sepuluh karyawannya.

Kondisi serupa juga dialami usaha pembuatan gordin di Jalan Mandala, Medan. Pesanan pun tak bisa diselesaikan tepat waktu.

Di Purwakarta, Jawa Barat, aktivitas ekonomi warga juga terganggu dengan pemadaman oleh Perusahaan Listrik Negara. Pemberitahuan yang mendadak membuat warga tak sempat menyiapkan diri. Sementara sejumlah toko swalayan di kota ini masih bisa menyalakan lampu dan komputer dengan menyewa generator set listrik.

Entah karena malu, pemerintah kemudian berjanji mengeluarkan peraturan yang mengatur kompensasi bagi konsumen jika penyediaan listrik dari PT PLN tidak maksimal. Berdasarkan peraturan pemerintah itu, PLN diwajibkan memberikan potongan harga 10 persen dari biaya beban akibat pemadaman selama 3 x 24 jam atau tiga hari berturut-turut